Ada seorang teman saya, suatu hari terpanggil
untuk memakai jilbab. Karena hatinya sudah tetap,
dia pun pergilah ke toko muslim untuk membeli
jilbab. Setelah membeli beberapa pakaian muslim
lengkap bersama jilbab dengan berbagai model
(maklum teman saya itu stylish sekali), dia pun
pulang ke rumah dengan hati suka cita.
Sesampainya di rumah, dengan bangga dia
mengenakan jilbabnya. Ketika dia ke luar dari
kamarnya, bapak dan ibunya langsung menjerit.
Mereka murka bukan main dan meminta agar
anaknya segera melepaskan jilbabnya. Anak itu
tentu merasa terpukul sekali...bayangkan : Ayah dan
ibunya sendiri menentangnya untuk mengenakan
jilbab!!!!!!!!!
Si anak mencoba berpegang teguh pada
keputusannya akan tetapi ayah ibunya
mengancam akan memutuskan hubungan orang-
tua dan anak bila ia berkeras. Dia tidak akan diaku
anak selamanya bila tetap mau menggunakan
jilbab. Anak itu menggerung-gerung sejadi-jadinya.
Dia merasa menjadi anak yang malang sekali nasibnya.
Tidak berputus asa, dia meminta guru tempatnya
bersekolah untuk berbicara dengan
orang tuanya. Apa lagi sang guru pun menolak.
Dia mencoba lagi berbicara dengan ustad dekat
rumahnya untuk membujuk orang tuanya agar
diizinkan memakai jilbab... hasilnya? Nol besar!
Sang ustad juga menolak mentah-mentah. Belum
pernah rasanya anak ini dirundung duka seperti
itu. Dia merasa betul2 sendirian di dunia ini. Tak
ada seorang pun yang mau mendukung
keputusannya untuk memakai jilbab.
Akhirnya dia memutuskan untuk menggunakan truf
terakhir.
Dia berkata pada orang tuanya,"Ayah dan
ibu yang saya cintai. Saya tetap akan memakai
jilbab ini. Kalau tidak diizinkan juga saya akan
bunuh diri."
Sejenak suasana menjadi hening. Ketegangan
mencapai puncaknya dalam keluarga itu. Akhirnya
sambil menghelan napas panjang, si ayah berkata
dengan lirih,
"Djok! Nek wong wedok sing karepe ngono ra po2.
Lha kowe lanang la'opo nganggo jilbab?"
translate : (Djok, kalo perempuan yang inginnya begitu sih ga papa, lha kamu kan cowo. Ngapain pakai jilbab)
!?@#!?$?@!$
No comments:
Post a Comment