27 December 2012

Mengenal Tanda Lahir pada Bayi


Berbahayakah 'Tanda Lahir' pada Bayi?



Bunda pernah melihat tanda atau bercak merah pada kulit bayi yang lebih dikenal dengan tanda lahir? Apakah benar itu hanya tanda lahir atau kelainan?

Tanda merah itu sebenarnya adalah hemangioma atau tumor pembuluh darah. Hemangioma ini dapat muncul di setiap tempat pada permukaan tubuh seperti kepala, leher, muka, kaki atau dada setelah lahir atau beberapa minggu setelah kelahiran.
Secara pasti belum ada penelitian yang membuktikan penyebab munculnya hemangioma. Yang jelas hemangioma terjadi karena kumpulan pembuluh darah yang tidak tumbuh normal.

Beberapa informasi menuliskan hemangioma lebih sering muncul pada bayi perempuan (3:1), lebih sering tampak pada anak kembar dan biasanya ras Kaukasia lebih sering terkena hemangioma daripada ras Asia atau Afrika.

Gejala

Untuk memastikan apakah seorang bayi mengalami hemangioma, perhatikan gejala seperti :

  • Awalnya seperti tanda merah biasa namun pertumbuhannya semakin cepat pada usia 6-12 bulan
  • Pertumbuhan ini akan melambat di usia 1-7 tahun, menciut atau bahkan hilang sama sekali sekitar usia 13 tahun
  • Terkadang hemangioma terasa timbul dan bertekstur (disebut hemangioma stroberi karena berwarna merah layaknya buah stroberi.)

Hemangioma yang tidak terlalu parah dapat memudar bahkan hilang bersamaan dengan bertambahnya usia. Tetapi ada juga yang tidak berkurang bahkan bertambah besar, gelap dan tebal. Hemangioma yang terlalu besar dapat dikurangi dengan sinar laser, pemberian suntikan steroid dan obat minum dari golongan steroid. Pemberian suntikan tidak dilakukan sekali atau dua kali, tetapi beberapa kali tergantung besarnya benjolan. Misalnya hemangioma dengan diameter 3-4 cm bisa disuntikkan 10-20 kali. Bisa juga dilakukan pembedahan bila dirasa perlu.

Berbahayakah?

26 October 2012

Ustadz Abu Sangkan


Getaran Khusyu’ yang Menyejukkan

Kehidupan masa kecil Abu Sangkan, ternyata penuh dengan guliran air mata. Baru berumur 15 hari sebagai orok, sudah ditinggal wafat oleh ayahandanya. Lalu dirinya diasuh oleh kakeknya Abdul Wahid, yang lebih dikenal sebagai pendekar sekaligus tokoh agama yang cukup disegani masyarakat di Banyuwangi. Lingkungan keluarga yang religius ini, memang sudah turun temurun sejak eyang buyutnya Mbah Mas Mohammad Shaleh – sang pendiri Masjid Jami’ Baiturraman Banyuwangi Kota.
Bahkan eyangnya Kyai Mas Sulaiman memiliki sebuah pesantren, yang kental dengan tradisi salafiyah syafi’iyah. Kelak pemikiran model salafiyah inilah, yang banyak mempengaruhi sikap hidupnya. “Sewaktu kecil, saya dilarang oleh kakek untuk bersiul, adu jago dan nonton tari janger. Bahkan kalau bunyi gamelannya terdengar sampai ke rumah, telinga saya langsung disumpel kapas,” tuturnya mengenang masa silam kanaknya. “Kalau sampai mendengar bunyi-bunyian itu, kata nenek nanti di akhirat kuping saya akan dicor dengan besi panas. Mendengar itu saya langsung tidur,” tambahnya sambil tertawa lirih.
Sayangnya, keceriaan masa balita itupun keburu lenyap dari kehidupannya. Sewaktu dirinya masuk ke SD Al-Irsyad, kakeknya pulang ke rahmatullah. Kesepian pun tiba-tiba saja bergelayut di pelupuk matanya; hidup serasa tak punya siapa-siapa lagi. Karena selama ini sentuhan kasih sayang yang paling dirasakannya, adalah dari kakek tercintanya. “Beliau adalah idola saya. Cita-cita saya waktu itu adalah ingin seperti kakek. Oleh karenanya saya sering disuwuk, agar kalau besar nanti bisa jadi pendekar dan kyai seperti kakek,” ungkapnya bernada pedih. “Keempat saudara saya juga meninggal semua sewaktu masih kecil-kecil, sehingga saya menjadi anak tunggal,” tambahnya.

23 August 2012

PETUALANGAN PANJANG ARI LASSO

SI BADUNG INGIN JADI ANAK BAND

Ketika kecil, ia dikenal sebagai anak badung, pintar, dan tergila-gila pada sepak bola. Meski hanya bisa main gitar sekadarnya, ternyata dia diam-diam menyimpan obsesi jadi anak band.

Awal Juni lalu, matahari masih membakar bumi ketika telepon genggam pria itu berbunyi. Meski sangat capai setelah dua hari berturut-turut naik panggung di wilayah Jabodetabek sampai tengah malam, ia tetap bergegas berangkat dari rumahnya di Kawasan Bintaro, Tangerang, menuju Ancol, Jakarta Utara. Malam itu ia akan tampil bersama band Naif dan Element. 

Setiba di Taman Impian Jaya Ancol, pria berambut gondrong itu langsung menuju ke sebuah panggung megah setengah jadi yang dipenuhi seperangkat alat musik bervoltase ribuan watt. Ia membaur dengan kru dan teknisi band-nya yang tengah sibuk menyetel dan mengoreksi sound system. Di tengah hiruk pikuk yang memekakkan telinga, ia berusaha memasang telinga baik-baik. Setiap kali mendengar nada-nada yang kurang pas, ia langsung meminta krunya membetulkan atau menyetel kembali. Baru satu jam kemudian ia merasa puas.

Begitulah gambaran jadwal dan kegiatan Ari Lasso belakangan ini. Minggu berikutnya, ia harus terbang ke Kalimantan untuk tampil di beberapa tempat di Samarinda dan Balikpapan. Sepulang dari situ, ia langsung ke Surabaya untuk mengadakan serangkaian show. Hari-hari yang sangat melelahkan, tapi sekaligus membahagiakannya.

Menengok ke belakang, setidaknya hingga tujuh tahun lalu, kesibukan dan kebahagiaan semacam itu rasanya mustahil dirasakan ayah tiga anak ini. Selain dicopot sebagai vokalis utama Dewa 19, band yang membesarkan namanya, ia pun terpuruk dalam kegelapan yang pekat. Terjerat putaw dengan parah --bahkan ia pernah berusaha ‘mencari mati’ dengan menggunakannya secara over dosis-- dan jatuh miskin karena semua uangnya ludes untuk membeli barang-barang haram itu. Kedua orang tuanya sudah angkat tangan meng­hadapi kelakuan anak bungsu mereka itu.

10 August 2012

Sejarah Singkat Kerajaan Majapahit


Masa Nararya Sanggramawijaya
Pada 1215 Raden Wijaya memproklamasikan berdirinya kerajaan baru: Majapahit. Nama Sansekertanya adalah Wilwatikta. Ia dinobatkan sebagai raja pertama dengan gelar Sri Kertarajasa Jayawardhana. Menurut Kidung Harsa Wijaya, penobatan Raden Wijaya terjadi pada tanggal 15 Kartikamasa bulan Karttika tahun 1215 Saka, bertepatan dengan 12 November 1293.
Nararya Sanggramawijaya (Raden Wijaya) dalam Prasasti Balawi tahun 1305 menyatakan dirinya sebagai Wangsarajasa. Dengan demikian, ia tak pernah sekali pun berniat hendak mendirikan “dinasti” baru, melainkan meneruskan dinasti yang telah dibangun Ken Arok, buyutnya. Bahkan, menurut Naskah Wangsakerta, Wijaya memiliki hubungan darah dengan Kerajaan Sunda.
Rajasawangsa adalah dinasti yang didirikan oleh Nararya Sangramawijaya. Ada yang menarik dalam hal ini: Nararya Sangramawijaya tidak menamakan dinastinya dengan sebutan, misalnya, Wijayawangsa, melainkan Rajasawangsa. Penamaan dinasti ini terbukti dari Piagam Kertarajasa Jayawardhana tahun 1305, sebuah lempengan satu baris yang berbunyi: “Rajasawangsa, penolong orang utama, pahlawan gagah berani dalam peperangan ….” Dengan demikian, Sanggramawijaya tidak bermaksud mendirikan wangsa atau dinasti baru yang disebut dengan unsur namanya, melainkan melanjutkan Kerajaan Singasari yang terputus oleh Jayakatwang tahun 1292. Nama abhiseka Nararya Sanggramawijaya mengandung unsur “rajasa”, nama pendiri Singasari, Ken Arok. Dengan jalan demikian terlihat kesetiaan Sanggramawijaya terhadap Singasari.
Dalam memerintah, Wijaya mengangkat para pengikutnya yang dulu setia dalam perjuangan mendirikan Majapahit. Nambi diangkat sebagai Mahapatih Majapahit, Lembu Sora sebagai Patih Daha, Arya Wiraraja dan Ranggalawe diangkat sebagai Pasangguhan (jabatan yang setara dengan hulubalang raja). Pada 1294 Raden Wijaya juga memberikan anugerah kepada pemimpin Desa Kudadu yang dulu melindunginya saat pelarian menuju Madura.